Dharmasraya,Shootlinecorp.com- Kejaksaan Negeri Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, terus dalami tiga kasus korupsi yang hingga kini tengah dalam proses dan menjadi perhatian serius publik. Bahkan, pimpinan DPRD setempat, dukung penuh pengungkapan dugaan korupsi itu.
Pasalnya, tiga kasus tersebut diduga telah merugikan negara yang tak sedikit, dan menyeret nama-nama pejabat provinsi serta beberapa pejabat daerah.
Tiga kasus korupsi, yang kini sudah dalam tahap Penyidikan pihak kejaksaan itu yakni, Kasus pembangunan rusunawa di Nagari Sungai Rumbai, Kecamatan Sungai Rumbai.
Dimana, Pembangunan Rumah Susun Sewa (Rusunawa) tersebut, telah dilakukan penyelidikannya sejak 28 Maret 2023 lalu, dengan dua orang kepala Kejaksaan/ Kajari.
Bahkan, kasus yang sudah lebih satu tahun di proses itu, kini sudah dalam tahap penyidikan dan tinggal menunggu penghitungan hasil kerugian negara oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Sumatera Barat.
Penyelidikan dugaan kerupsi pembangunan Gedung Rusunawa berkapasitas 42 Ruang huni type 36 yang secara tender telah selesai pada tahun 2019 lalu itu, di bangun menggunakan dana APBN Senilai lebih kurang Rp.18 Miliar.
“Ada tiga kasus korupsi yang sedang kita tangani saat ini, satu di antaranya tunggakan tahun 2023, yakni Rusunawa,” kata Kajari Ariana Juliastuti melalui Kasi Pidsus Afdal Saputra, Senen (26/11/24).
Ia menyebutkan, selain Rusunawa, penangan dugaan kasus korupsi yang sudah pada tahap penyidikan itu, yakni, Vidio Trone dan dugaan penyalahgunaan dana yang diperuntukkan sebagai pendapatan lain yang sah di salah satu nagari Sikabau Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya.
“Untuk Rusunawa, kita menunggu hasil penghitungan kerugian negara, sedangkan Vidio Trone, masih dalam pemeriksaan saksi saksi tapi sudah dalam tahap penyidikan,” jelas Afdal.
Disisi lain, masyarakat meminta agar Kejaksaan Negeri Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya, untuk mengusut tuntas pembangunan bendungan Batang Pangian, yang menelan uang negara puluhan miliar.
Sementara itu, hingga kini pembangunan bendungan yang direncanakan untuk mengairi ratusan hektare lahan pertanian itu, tak kunjung rampung, meski telah lima kali dikerjakan dan lima kali penganggaran.(*).
Komentar