BANTEN | Boleh percaya , boleh juga tidak, bahwa bahasa bumi itu punya cara tersendiri mengekspresikan kegundahannya. Seusai Eko Sriyanto Galgendu yang memaparkan kegundahan hatinya tentang tatanan jagat raya dan seisinya sedang merintih dan menahan kemurkaannya. Pada bakda Jum’at, 14 Januari 2022, gempa terasa mengguncang ujung Barat Pulau Jawa, sapaan alam ini seperti memberikan peringatan — moga saja tidak merupakan yang terakhir — bagi warga masyarakat Indonesia khusnya yang berada di Jakarta dan sekitarnya
Secara spontan dan mungkin juga hanya kebetulan, Tim GMRI terus berinisiatif meluncur ke Ujung Kulon pulau Jawa yang menjadi pusat gempa itu. Karena sapaan akrab dari bumi ini ingin disambut dengan do’a khusus yang sudah tak sempat dilafaskan banyak orang. Mulai dari Serang hingga Labuhan serta sepanjang pantai Carita dan Anyer warga setempat justru terkesan semakin segar menggeliat untuk memenuhi kebutuhan dan keperluannya sehari-hari. Warga masyarakat terus berhikmat dalam keyakinan dan kepercayaan yang mereka tekuninya.
Usai kunjungan Tim GMRI ke Arsip Nasional untuk memapar ikhwal bahasa bumi yang membawa pesan dari langit dihapan Jendral Rido Hermawan dari Lemhannas serta Kepala ANRI dan jajarannya, Tim GMRI masih berkisar di kawasan Jakarta Selatan saat gempa terjadi. Sebab acara akan berlanjut pada ajakan pertemuan berikut dengan topik lain saat gempa dengan magnitudo 6.7 pada kedalaman 10 Km pada 14 Januari 2022 petang sekitar pukul 16.05 dengan koordinat 7.01.
Gempa bumi yang terjadi di Lintang Selatan 105.26 Bujur Timur yang terletak 52 Km di Barat Daya, Sumur Batu, Banten patut dusambut dengan puji syukur karena tidak sampai menombulkan korba dan terus mereda.
Di Labuhan justru Bakso Khas Imogiri menjadi kuliner primadona kawula muda dan orang tua pelahap makanan berkuah itu. Apalagi dipadan dengan krupuk kulit yang renyah dan gurih. hingga nikmatnya pun menonjok langit.
Namun pandemi Covid-19, kata Mas Slamet juragan bakso yang sudah merintis usahanya itu sejak 10 tahun silam dan memiliki sejumlah counter di Jalan Raya Labuhan – Anyer ini, merasa cukup terganggu usahanya. Tapi dia tetap bersyukur karena bisa terus bertahan, sehingga tak satu pekerja dia PHK selama pandemi Covix-19 melantak senua bentuk usaha warga masyarakat.
Ikhwal bencana memang banyak terjari, walau adanya di daerah lain. Sebab hampir semua negeri di nusantara ini sudah disapa oleh alam dalam bentuk banjir, angin ribut bahkan badai yang telah memporak porandakan perkampungan penduduk maupun sawah dan kebun atau lahan pertanian yang menghampar di pelosok Indonesia.
Do’a untuk bumi berkanjut hingga malam minggu yang indah di patai hingga pagi hari menikmati nasi gurih khas setempat yang tak mungkin dapat dinikmati dengan lahap di Jakarta.
Cilegon, 16 Januari 2022
Komentar