LAMPUNG TENGAH | Ditengah panasnya persaingan kursi Ketua Umum PBNU di Muktamar NU ke-34 di Provinsi Lampung, ada yang yang menggemparkan. Ternyata, KH. Abdul Khalim Mahali, LL.B (Hons), MPIR yang biasa dipanggil Gus Mahali adalah keturunan Dewan Pendiri NU dan bahkan memiliki alur nasab ke Hadratussyaikh Hasyim Asya’ri.
Hal ini dibeberkan oleh Habib Ahmad Bin Agil Bin Syekh Abu Bakar Salim (BSA), Pengasuh Majlis Ta’lim MTDH (Majlis Ta’lim Darul Hasyimi) Kota Pekanbaru. Habib Ahmad BSA yang juga Ketua Syu’biah Organisasi Tarekat Kota Pekanbaru Riau ini membuka rahasia Gus Mahali yang adalah Cucu KH. Humaidi Sholeh, sosok yang mempertemukan KH. Wahab Hasbullah ke Penguasa Arab Saudi Raja Ibnu Saud tahun 1925 saat Kerajaan Arab Saudi hendak menghancurkan Makam Baginda Nabi Muhammad SAW. Kyai Wahab yang diutus oleh KH. Hasyim Asy’ari tiba di Mekkah dan dibawa menghadap Raja Arab Saudi oleh KH. Humaidi Sholeh. Hasilnya, Raja Ibnu Saud menerima keberatan umat Islam Indonesia dan Kyai Humaidi berpesan kepada KH. Wahab Hasbullah agar segera dibentuk sebuah organisasi di tanah air yang bisa menjadi forum komunikasi diantara Para Kyai. Akhirnya, berdirilah Nahdlatul Ulama atas dukungan banyak pihak seperti Syaikhona Kholil Bangkalan, Habib Hasyim kakek Maulana Habib Lutfi Pekalongan, Kyai Wahab, Kyai As’ad Syamsul Arifin dan tentunya Dewan Utama Pendiri NU yaitu KH. Hasyim Asy’ari.
“Gus Mahali adalah dzurriyah Dewan Pendiri NU KH. Humaidi Sholeh. Di Kongres NU, sebelum berganti nama Muktamar NU, Kyai Humaidi Sholeh dipastikan berpidato dalam bahasa Arab, sebagaimana KH. Hasyim Asy’ari dalam pidato mukaddimahnya. Kyai Humaidi juga memberikan tausyiah di hadapan Fatayat atau Muslimat NU menggunakan satir (kain penutup). Lalu Kyai Wahab Hasbullah yang bagian doa menutup pengajian. Artinya, Gus Mahali sudah benar ikut bursa pemilihan Ketum PBNU 2021-2026 ini”, kata Habib Ahmad yang berasal dari Kota Palembang saat ditemui sejumlah awak media di Posko Gus Mahali di Ponpes Tribakti Al-Ikhlas, Bumimas, Seputih Agung, Kab. Lampung Tengah.
Ditambahkan Habib Ahmad bahwa Gus Mahali ternyata memiliki darah keturunan yang sama dengan Gus Dur. Saat Gus Dur menjabat Presiden RI, Gus Nuruddin yang menjadi salah satu ajudan/khodimnya mengungkapkan bahwa Gus Dur sendiri yang mengatakan kalau KH. Humaidi Sholeh Tingkir, Salatiga, Jawa Tengah adalah Dewan Pendiri NU dan memiliki hubungan keluarga dengan dirinya. Kiprah kakek Gus Mahali juga bisa dibaca di Buku Biografi Kyai Wahid Hasyim (terbit tahun1956). Bahkan karyanya Kitab Al-Intishor Wat Tarjih tentang Kristologi adalah Karya Monumental abad ke-19 dalam hal relasi Islam-Kristen.
“Sebagai cucu Dewan Pendiri NU, Gus Mahali layak untuk menjabat Ketua Umum PBNU 2021-2026. Beliau berasal dari generasi milenial NU, berusia muda. Sama seperti KH. Idham Cholid dari Kalimantan Selatan saat menjabat Ketua Umum PBNU di usia 34 tahun”, tambah Habib Ahmad.
Menurut Habib Ahmad, Gus Mahali adalah alumnus pesantren, ditempa di universitas berkaliber internasional milik OKI (Negara-Negara Muslim Dunia) di Islamabad 1995-2005, handal bahasa Arab dan Inggris, memiliki sejumlah karya buku best seller, dan Dewan Pendiri NU Istimewa Cabang Pakistan tahun 2005 serta menjabat Dewan Syuriah PWNU Provinsi Riau dari tahun 2015 hingga sekarang dan Dewan Pengurus MUI Provinsi Riau dari 2015 sd 2026.
Mengingat Gus Mahali juga lahir dan besar di Bumi Sumatera, yaitu Riau, maka Habib Ahmad berharap Para Ketua PWNU dan PCNU Kab/Kota di seluruh Sumatera, Papua, Kalimantan, dan Sulawesi setidaknya bisa mendukung Gus Mahali yang Caketum PBNU dari luar Jawa.
“Gus Mahali ini mewakili luar Jawa. Sebagai Tuan Rumah Muktamar NU ke-34, tentu Para Pimpinan NU se-Sumatera setidaknya memiliki korsa, bangga dengan dan mensupport calonnya sendiri”, pungkas Habib Ahmad BSA kepada awak media.
Saat ini mengerucut 3 nama Kandidat Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siroj, KH. Yahya Staquf dan KH. Abdul Khalim Mahali. Presiden Joko Widodo telah membuka Muktamar NU ke-34 Lampung pada Rabu 22 Desember 2021.
Komentar